Kecerdasan Emosional dalam Kepemimpinan

Jangan terlalu yakin bahwa hanya kecerdasan intelektual saja yang mampu mencetak pemimpin yang hebat. Untuk menjadi pemimpin yang hebat, dibutuhkan peran dari berbagai kecerdasan. Terlebih, seiring dengan perkembangan zaman, manusia dengan akal budinya akan terus berevolusi dengan terus mengembangkan berbagai kecerdasan yang mereka miliki. Oleh karena itu, memiliki kecerdasan intelektual saja tidak cukup.

Mayoritas orang beranggapan bahwa kecerdasan intelektual merupakan sebuah tolak ukur dari kesuksesan seseorang. Akibatnya banyak orang yang terlalu fokus untuk mengembangkan kecerdasan intelektualnya hingga lupa akan kecerdasan lainnya. Namun pada tahun 1995, Daniel Goleman berhasil mematahkan anggapan bahwa Kecerdasan Intelektual berada diatas kecerdasan lainnya. Ia memperkenalkan kecerdasan lainnya yang juga memiliki peran penting dalam sebuah kepemimpinan, yaitu kecerdasan emosional. Melalui buku yang ditulisnya, Emotional Intelligence, Goleman berhasil mempopulerkan istilah intelegensi emosional.

Daniel Goleman, seorang psikologi lulusan Harvard University, pertama kali mengaplikasikan konsep ini ke dunia bisnis melalui artikelnya yang dimuat pada Harvard Business Review (HBR). Menurutnya, intelegensi emosional merupakan suatu kemampuan yang dapat mengerti diri sendiri dan orang lain, serta mengetahui bagaimana emosi diri sendiri untuk meningkatkan kekuatan yang telah dimiliki.

Goleman merangkum lima komponen intelegensi emosional yang bisa Anda terapkan didalam organisasi atau perusahaan.

  1. Kesadaran diri, yaitu kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi diri sendiri. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional. Kemampuan ini memungkinkan Anda untuk memiliki tolak ukur yang realistis terhadap kemampuan dan kapasitas diri, serta menyadari pandangan orang lain terhadap diri Anda.
  2. Regulasi diri, yaitu kemampuan untuk mengatur dan mengelola emosi. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri, melepaskan kecemasan, dan pulih dari tekanan emosi. Orang yang memiliki pengaturan diri yang baik akan mudah beradaptasi dengan kondisi disekitarnya
  3. Motivasi, yaitu sebuah hasrat atau dorongan dari dalam diri yang dapat menuntun Anda mencapai tujuan atau target sasaran. Orang yang memiliki motivasi yang baik cenderung berorientasi pada aksi nyata dengan menetapkan tujuan yang pasti. Mereka juga memiliki banyak inisiatif dalam bekerja, mampu bertindak secara efektif dan dapat bertahan dalam menghadapi kegagalan atau masalah.
  4. Empati, yaitu kemampuan dalam memahami perasaan dan kondisi orang lain secara tepat dan mampu memahami perspektif mereka. Kemampuan ini memungkinkan anda untuk dapat memahami dan mengantisipasi apa yang sedang terjadi terhadap orang lain sehingga anda dapat lebih bijak dalam berkomunikasi dengan mereka.
  5. Kemampuan bersosial, yaitu kecakapan dalam mengelola hubungan dan membangun relasi. Kemampuan ini mencakup kemampuan dalam berkomunikasi, mendengarkan, kepemimpinan, dan kemampuan lainnya untuk dapat menemukan kesamaan umum dan membangun kesesuaian satu sama lain.