Waspadai Sembilan Hal Penghancur Tim

Bernard Marr, pendiri dan sekaligus CEO Bernard Marr & Co, konsultan untuk tulisan, pidato, pelatihan serta penelitian di bidang manajemen dan kepemimpinan, menuliskan tentang sembilan hal yang dapat menghancurkan sebuah tim. Temuan ini merupakan pengalaman memberikan jasa konsultasi selama kurang lebih 20 tahun lamanya, membantu perusahaan lain agar memiliki tim kuat dan kinerja yang baik. Berikut adalah hal-hal yang dapat menghancurkan sebuah tim menurut Bernard :

1. EGO

Sebuah tim akan cepat runtuh jika ada salah satu anggotanya yang mementingkan egonya ketimbang visi dan misi bersama. Biasanya, ego akan muncul ketika seseorang ingin lebih terlihat menonjol ketimbang orang lain. Ego juga muncul ketika ada anggota tim mudah melemparkan kesalahan kepada orang lain. Hal ini akan menimbulkan kericuhan yang membuat kerjasama tim tidak bisa berjalan dengan baik.

2. KOMPETISI YANG TIDAK SEHAT

Kompetisi di lingkungan pekerjaan sebenarnya dapat menjadi motivasi untuk mencapai atau melebihi target yang ditentukan. Namun saat kompetisi sudah melebihi batas dan menciptakan atmosfer “Me versus You”, Anda perlu berhati-hati. Karena dapat menimbulkan persaingan tidak sehat yang berakibat pada saling menghancurkan satu sama lain


3. KOMUNIKASI YANG BURUK

Dalam semua hubungan, baik itu keluarga, asmara atau pekerjaan, komunikasi merupakan fondasi paling penting. Ketika komunikasi tidak lancar, maka dapat berdampak pada lamanya sebuah pekerjaan dituntaskan. Selain itu, resiko terjadinya kesalahan kerja juga akan semakin besar. Sebaiknya komunikasikan setiap pekerjaan apabila memang berkaitan dengan kerjasama tim dalam penyelesaiannya.


4. MANAJEMENMIKRO

Seorang pemimpin dalam tim, harus mampu memercayakan pekerjaan kepada anggota tim dan membiarkan mereka memutuskan dengan tanggung jawab masing-masing. Pemimpin harus mampu menciptakan suasana nyaman agar anggota tim tidak segan untuk melontarkan pertanyaan dan berdiskusi. Ini akan mempercepat pekerjaan dan menciptakan rasa memiliki terhadap pekerjaan tersebut.


5. MENGERITIK TANPA PUJIAN

Kritikan yang membangun sangat penting bagi perkembangan diri anggota tim. Namun, perlu diingatkan bahwa pujian juga penting untuk menjaga motivas dan antusiasme bekerja. Jika ingin menegur anggota tim, sebaiknya awali dengan pujian. Hal ini dimaksudkan agar anggot tim lebih terbuka menerima kriti dan masukan yang akan diberikan.


6. EKSPEKTASI YANG TIDAK MASUK AKAL

Bagi anggota tim tidak ada hal yang paling tidak menyenangkan selain mengetahui bahwa dia tidak mencapai target meskipun sudah berusaha keras. Target yang tidak masuk akal dapat membua tim  menjadi depresi. Alih-alih bekerja semakin keras, mereka justru cenderung menyerah karena merasa tidak sanggup memenuhi target tersebut.


7. BEKERJA SETENGAH HATI

Adanya anggota tim yang bekerja setengah hati akan mengganggu kinerja tim tersebut. Penting bagi semua anggota tim untuk bekerja sepenuh hati. Karena membuat anggota tim mampu bekerjasama dengan lebih baik, saling memotivasi, dan bisa mencetuskan ide-ide yang baik bagi perkembangan perusahaan.


8. KERAS KEPALA

Setiap anggota tim termasuk pemimpin, perlu terbuka untuk setiap ide, pendekatan, atau cara pelaksanaan baru. Meski sebuah tim selalu mengerjakan sesuatu dengan cara yang sama, bukan berarti metode tersebut adalah yang paling benar. Jadi sebaiknya tetap terbuka jika ada metode baru yang dapat mengoptimalkan cara kerja, karena keras kepala justru dapat memperlambat penyelesaian pekerjaan tersebut.


9. MELIBATKAN EMOSI

Setiap anggota tim sebaiknya memisahkan antara hubungan personal dengan profesional. Misalnya, ketika anggota tim mendapat teguran dari rekan kerja atau atasan, maka jangan menjadikan persoalan tersebut sebagai permasalahan personal. Sebagai atasan, juga dapat mencontohkan hal tersebut agar diikuti oleh anggota tim. Ketika menegur seseorang dengan tegas, tetaplah menyapanya atau mengajaknya berbincang santai, sehingga ia memahami bahwa tidak perlu kesal dalam hubungan personal ketika suat hal berada dalam ranah professional.

Sumber : Majalah I Care