12 CARA BANGUN KEBIASAAN PROAKTIF SAAT BEKERJA

12 CARA BANGUN KEBIASAAN PROAKTIF SAAT BEKERJA

 

Perhatikanlah, suka tidak suka, karyawan yang dikenal proaktif saat bekerja dengan sendirinya dipilih sebagai pemimpin, entah dalam pekerjaan atau proyek tertentu atau dalam struktur organisasi. Mengapa? Alasannya sederhana, karena mereka tidak perlu disuruh, diperintah, atau diminta lebih dahulu sebelum melakukan sesuatu sehingga pekerjaan organisasi bisa efisien.

 

Proaktif adalah kemampuan mengantisipasi masalah yang mungkin muncul pada masa depan. Bisa mengantisipasi membuat mereka tahu apa yang harus dipersiapkan.

 

Bagaimana Bekerja Secara Proaktif?

 

Pertama, kita perlu melatih diri untuk dapat mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan atau tugas penting yang terjadi di tempat kerja. Dikatakan proaktif jika kita selalu berusaha mengenali dan meraih kesempatan untuk membuat perubahan yang dapat memperbaiki, bukan hanya kondisi personal, melainkan juga sekitar kita.

 

Kedua, selain mampu mengantisipasi tantangan pada masa depan, menjadi proaktif juga berarti mau mengambil peran aktif, memikirkan peluang dan kendala pada masa depan berdasarkan data, serta mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan rencana jangka panjang.

 

Tentu tidak mudah untuk bekerja secara proakif. Kenyataannya, ada lebih banyak karyawan yang memilih bekerja secara reaktif. Bekerja dengan pendekatan ini cenderung melelahkan juga membuat mereka mudah kelimpungan ketika terjadi hal-hal tidak terduga dan mendapatkan hasil yang ala kadarnya.

 

Lantas, bagaimana cara membangun kebiasaan bekerja secara proaktif?

 

Kebiasaan yang Membuat Anda Bekerja Proaktif

 

  1. Prioritaskan pekerjaan-pekerjaan Anda. Kalau semua pekerjaan penting maka tidak ada yang benar-benar penting. Jadi, buat prioritas. Hindari bekerja secara multitasking karena hanya akan menguras konsentrasi tanpa memberikan arti.
  2. Buat daftar cek dari daftar pekerjaan. Agar dapat memprioritaskan pekerjaan, buat daftar pekerjaan, mulai dari yang terpenting dan berdampak hingga ke pekerjaan yang bisa didelegasikan jika mungkin.
  3. Bukan untuk menjalin hubungan dangkal yang isinya membicarakan orang, melainkan untuk menjalin hubungan yang bisa memberi ruang bagi Anda untuk membicarakan ide, gagasan, wawasan, dan praktik terbaik.
  4. Minta umpan balik dan perbaiki yang perlu diperbaiki. Terkadang, kita tidak akan tahu kekurangan kita sampai seseorang memberi tahu. Meminta umpan balik dari orang-orang yang bekerja dengan kita akan membantu melihat seperti apa performa selama ini. Dari situ, lakukan refleksi dan perbaikan.
  5. Bersiaplah menerima ide atau gagasan baru. Jika tertarik untuk menerapkan ide baru, cobalah komunikasikan dengan tim atau atasan untuk mewujudkannya. Jangan hanya terpaku pada cara, pola kerja, bahkan tugas-tugas berulang yang sudah lama dilakukan. Kita mungkin tidak tahu ada cara lain yang lebih baik.
  6. Belajar untuk bersikap tenang, sopan, dan penuh pertimbangan. Meski sering dikaitkan dengan sikap berani bergerak lebih dahulu, proaktif berbeda dengan terburu-buru. Proaktif tetap harus dilakukan secara rasional, berdasarkan data, dan tidak membuat rekan kerja lain tersakiti.
  7. Fokus dan teratur adalah kunci. Manajemen waktu yang efektif akan memudahkan kita mengidentifikasi apa yang perlu diselesaikan lebih dahulu, tidak diburu tenggat, dan tahu bagaimana menggunakan waktu untuk bekerja lebih efisien dan efektif. Akhirnya, kita punya waktu untuk merencanakan langkah ke depan lebih dahulu. Inilah esensi proaktif.
  8. Bangun rutinitas. Sebagian melihat rutinitas sebagai hal yang membosankan. Biar begitu, rutinitas perlu. Rutinitas membuat Anda mengenali alur dan pola kerja sehingga dapat membantu mengenali tantangan atau kendala yang mungkin terjadi bila ada hal yang berpotensi mengganggu alur tadi.
  9. Ambil tindak lanjut. Mau dan serius menindaklanjuti hal-hal yang kita terima, entah itu umpan balik, usulan baik, atau tantangan yang diberikan adalah contoh nyata kita bekerja secara proaktif. Menindaklanjuti informasi yang kita terima, sesederhana apakah rapat dengan pihak eksternal jadi dilakukan atau tidak, dapat menghindari pemborosan waktu. Menindaklanjuti informasi atau bantuan yang kita terima, sesederhana mengucapkan terima kasih, juga memperlihatkan bahwa kita adalah orang yang dapat diajak bekerja sama.
  10. Usahakan selalu tepat waktu. Tidak ada salahnya jika kita membutuhkan waktu lebih saat diminta mengerjakan suatu proyek selama kita mengomunikasikannya lebih dahulu. Jangan menyanggupi hal yang tidak sanggup kita lakukan hingga akhirnya tidak dapat menepati janji waktu. Jika membutuhkan bantuan agar dapat tepat waktu, mintalah.
  11. Tidak paham atau kurang jelas? Bertanyalah. Rekan kerja dan pemimpin yang baik tidak akan mengang- gap pertanyaan sebagai tanda kebodohan. Jangan malu bertanya. Anda tidak akan tahu informasi ber- guna apa yang akan didapatkan lewat pertanyaan atau pelajaran berharga apa yang dapat Anda hindari berkat jawaban dari pertanyaan Anda.
  12. Aktiflah berpartisipasi di tempat kerja. Bagi karyawan yang berkepribadian pendiam atau pemalu, mungkin sulit untuk berpartisipasi secara aktif. Namun demikian, itu bukan hal yang tidak mungkin dilakukan. Setidaknya, jangan hanya duduk diam saat diskusi atau rapat berlangsung. Siapkan diri dengan bahan yang akan didiskusikan agar kita dapat berpartisipasi aktif memberikan pertimbangan atau usulan sesuai data.

 

Tidak mudah dan mungkin tidak langsung kelihatan ha- silnya, tetapi bekerja secara proaktif akan memberikan banyak manfaat bagi diri sendiri. Mulailah dengan berkomunikasi secara jelas, biarkan orang lain mengetahui gagasan dan perasaan Anda, dan jangan takut untuk menolak atau mengatakan “Tidak” jika Anda memang tidak mampu. Lama kelamaan, orang lain akan melihat Anda sebagai orang yang tahu apa yang ia kerjakan. Dengan demikian, ketika Anda memberi usulan atau bekerja secara proaktif, orang lain akan mempertimbangkannya karena mereka percaya Anda tahu apa yang Anda kerjakan.

 

 

 

Sumber : OTMAGZ