Belajar dari Warren Buffet (Renungan 2 - Relationship - Low Profile)
Kita coba perhatikan Warren Buffet yang disebut majalah Forbes edisi bulan Agustus 2008 sebagai pria terkaya di dunia dengan total kekayaan senilai 62 milyar USD. Keseharian hidup pria yang mendapat gelar Sage of Omaha atau Oracle of Omaha karena kehebatan pikirannya tersebut sangat dekat dengan prinsip hidup hemat dan mungkin dapat kita jadikan pedoman.Hidup sederhana sangat menyenangkan. Terlebih dalam kehidupan modern dimana kita tak pernah dapat lepas dari banyak sekali pilihan dan jalan sekaligus kesulitan.
Ketika diwawancara televisi CNBC beberapa waktu yang lalu, Warren Buffet menyatakan bahwa ia masih tinggal di rumah sederhana berkamar 3 di kota Ohama. Rumah itu sudah ia tempati bersama keluarga sejak menikah tahun 1959. Walaupun rumah itu jauh dari kesan mewah, tetapi ia mengatakan, "Saya memiliki segalanya di rumah ini."
Pada saat yang sama ia juga menyatakan, "Always think how you can accomplish things economically – Berusahalah untuk mendapatkan segala sesuatu dengan harga paling ekonomis atau murah." Hal itu tercermin dari keseharian Warren Buffet yang tak pernah membeli mobil baru, tidak mempunyai sopir ataupun pengawal pribadi. Kemana-mana ia pun memilih menumpang pesawat kelas bisnis daripada menaiki jet pribadi, meskipun ia memiliki perusahaan pembuatan pesawat jet terbesar di dunia.
Sikap Warren Buffet yang berani menjadi diri sendiri patut kita teladani. Ia berprinsip bahwa dirinya adalah satu-satunya orang yang dapat mengendalikan kehidupan dan masa depannya sendiri. Itulah mengapa ia tidak pernah membeli barang-barang bermerek atau melakukan kebiasaan mewah lainnya, melainkan membeli barang-barang yang membuatnya merasa nyaman. (Nara Sumber : http://www.andrewho-uol.com/artikel/liw_andrewho.html)
Kesederhanaan dalam hidup semua berawal dari pikiran. Hidup sederhana sama artinya dengan terus belajar menjernihkan pikiran dan tidak membiarkan diri kita dikuasai oleh pemikiran-pemikiran negatif. Dengan kata lain, kesederhanaan membuat kita menemukan ketenangan pikiran.
“Orang menjauhi hidup sederhana karena ia terasa hambar.Tapi orang yang pernah menikmati nikmatnya hidup sederhana akan terus menyederhanakan kehidupannya” – Anonim