Kelemahan atau Kekuatan? (Renungan 1 - Winning Spirit - Beyond Threshold)

Dalam sebuah kecelakaan mobil, si bocah (usia 10 tahun) ini harus kehilangan tangan kirinya. Biarpun begitu, ia tetap memutuskan untuk belajar bela diri judo dan memulai latihannya dengan seorang guru judo yang bijaksana. Latihannya berjalan baik. Namun, ia bingung kenapa setelah tiga bulan berlatih, gurunya hanya mengajarkan satu gerakan.

"Guru," tanya bocah itu. "Bukankah aku harusnya belajar lebih banyak gerakan?"

"Memang hanya ini gerakan yang kamu ketahui, tapi hanya gerakan inilah yang kamu perlu pelajari." Begitulah jawaban sang guru.

Meskipun tidak begitu memahami arti jawaban gurunya, si bocah mempercayainya. Karena itulah, ia tetap tekun berlatih. Beberapa bulan kemudian, si bocah mengikuti turnamen pertamanya. Betapa kaget dirinya, si bocah itu mampu memenangkan dua pertandingan pertamanya dengan mudah. Pertandingan ketiga ternyata lebih sulit, tapi setelah beberapa lama, lawannya menjadi tidak sabar dan langsung menyerang. Dengan tangkasnya, si bocah menggunakan satu gerakannya untuk memenangkan pertandingan itu. Meski tetap terheran-heran dengan keberhasilannya, si bocah sekarang masuk ke babak final.

Kali ini, lawannya berbadan jauh lebih besar, terlihat jauh lebih kuat, dan lebih berpengalaman. Nampaknya, si bocah mendapat lawan yang tak imbang. Karena khawatir si bocah mungkin akan terluka, sang wasit membunyikan peluit tanda istirahat. Ketika hendak meniupkan peluitnya, sang guru menghalanginya, "Jangan," desak beliau. "Tetap lanjutkan pertandingannya!"

Ketika pertandingan dimulai kembali, lawan si bocah melakukan satu kesalahan besar. Pertahanannya mengendur. Dengan cepat, si bocah memakai gerakannya untuk menjatuhkannya. Si bocah memenangkan pertandingan itu dan sekaligus menjadi juara utama turnamen itu.

Di perjalanan pulang, si bocah mendiskusikan setiap gerakan di setiap pertandingan dengan gurunya. Lalu, ia memberanikan diri untuk menanyakan apa yang selama ini dipikirkannya.

"Guru, bagaimana aku bisa memenangkan turnamen dengan hanya satu gerakan?" 

"Kamu menang karena dua alasan," jawab sang guru. "Pertama, kamu hampir menguasai salah satu teknik bantingan tersulit dalam seni bela diri judo. Kedua, satu-satunya pertahanan untuk gerakan itu bagi lawanmu adalah menangkap tangan kirimu."

Kita masing-masing tentu punya kelemahan yang sering kali ingin kita tutupi. Kita bahkan sering malu dengan kelemahan itu. Namun, tahukah jika sering kali pula kelemahan terbesar kita bisa menjadi kekuatan kita yang terbesar?

“Sukses tidak diukur dari posisi yang dicapai seseorang dalam hidup, tapi dari kesulitan-kesulitan yang berhasil diatasi ketika berusaha meraih sukses – Anonim”