Kisah Raja yang Bijak (Renungan 5 - Relationship - Low Profile)

Ada seorang raja satu kali mengadakan perjamuan besar dan dia mengundang banyak orang penting dan terhormat untuk berpesta di rumahnya.

Kebanyakan orang yang datang berkereta kuda yang  sangat mewah, sangat khusus, sangat baik. Malangnya, pada hari itu ketika ia mengadakan pesta, hujan deras turun mengguyur luar biasa deras, sampai  pintu utama untuk tamu masuk tergenang dan di situ terbentuk sebuah kolam air bercampur lumpur. Sial sekali bagi seorang tamu yang luar biasa, yang datang  dengan kereta kudanya, pada saat dia keluar turun dari keretanya, kakinya tersandung pada batu dan jatuh tertelungkup, persis di dalam kubangan air bercampur lumpur itu.

Seluruh tubuhnya termasuk kepalanya terbenam dalam air berlumpur itu, seluruh jubah indah dan sepatunya kini basah berlumuran tanah coklat. Semua orang yang melihatnya tertawa karena terlihat lucu sekali, dan tamu ini merasa malu sekali, dia merasa malu dan merasa tidak pantas untuk ikut dalam persta perjamuan itu. Kemudian ia memutuskan untuk pulang saja. Pelayan yang melihat peristiwa ini segera lari memberitahukan kepada raja, dan raja segera keluar menemui tamu ini serta membujuk dia agar jangan pulang. Tapi tamu itu tetap tidak mau masuk dan tetap mau pulang saja meskipun raja berulangkali membujuk dia. Dalam keadaan seperti ini, tiba-tiba saja raja itu melakukan satu tindakan yang luar biasa, dia menjatuhkan diri ke dalam kolam air seperti kubangan lumpur itu, sehingga dia menjadi kotor seperti tamu yang jatuh tersebut. Lalu raja itu berkata kepada tamunya: “Sekarang, apakah kamu masih merasa tidak layak kalau berjalan bersama aku dan masuk ke rumahku?”

Apa hikmah yang dapat diambil dari cerita ini?

Kisah inspirasi ini menunjukkan bahwa kita harus belajar hidup mementingkan orang lain dalam hidup kita. Sebuah pola kehidupan yang saya kira di dalam zaman yang sangat individualis sangat sulit untuk mau mementingkan orang lain. Hidup mementingkan orang lain sudah hampir hilang di dalam diri umat manusia. Namun dengan kerendahan hati sebuah keadaan dapat diselamatkan dan dipakai untuk menolong menyelamatkan keadaan orang lain. (Nara Sumber: http://www.ceritabijakmotivasi.com)

 

Banyak keberhasilan berawal dari kerendahan hati dan karena mau mementingkan orang lain. Sudahkah Anda bersikap rendah hati dalam bekerja sehari-hari? Baik dengan rekan kerja maupun dengan klien anda?

 “Tinggi hati mendahului kehancuran, tetapi kerendahan hati mendahului kehormatan.”- Anonim