Menciptakan Creative Discomfort Untuk Pengembangan Tim
Creative discomfort merupakan sebuah keadaan yang dikondisikan ‘tidak nyaman’ untuk merangsang timbulnya kreativitas sehingga para pekerja dapat keluar dari pola pikiran mereka yang sudah ada dan mendorong para pekerja untuk berani memiliki pemikiran asli mereka serta berani mengambil risiko.
Menciptakan Creative Discomfort
Mengapa perlu menciptakan creative discomfort? karena segala sesuatu yang telah nyaman atau yang sering disebut sebagai comfort zone merupakan ‘musuh’ bagi para pekerja yang ingin berkembang. Memasuki comfort zone akan membuat seseorang cenderung untuk bersikap pasif sehingga sulit untuk berkembang. Karena itu, sebagai seorang pemimpin, penting untuk menciptakan dan mengkondisikan adanya creative discomfort bagi orang-orang atau tim yang anda anggap memiliki potensi untuk terus berkembang.
Namun anda harus memastikan bahwa dalam setiap creative discomfort yang ada, tidak menimbulkan suatu kekhawatiran yang berlebihan, melainkan membangkitkan rasa juang yang akan membawa para pekerja kepada keberhasilan. Creative discomfort dapat diciptakan dengan cara memberikan tanggung jawab yang lebih besar, misalnya dalam mengambil keputusan, dalam pencapaian taget, pemberian tugas dan sebagainya.
Berikut adalah hal-hal yang dapat Anda lakukan sebagai seorang pemimpin pada saat tim Anda berada pada Creative Discomfort
1. Mulai lah dengan komunikasi
Komunikasi yang terbuka pada semua lini akan membawa pemahaman pada setiap orang. Dengan ini, semua orang yang terlibat dapat mengetahui tujuan dan harapan dari strategi ini, sehingga mereka memahami bagaimana pekerjaan mereka turut berperan dalam tujuan yang lebih besar. Mereka akan diberdayakan untuk menjadi proaktif, bukan reaktif.
2. Identifikasi semua orang yang terlibat
Penting bagi anda untuk menentukan siapa saja yang akan terlibat dalam penugasan yang dikondisikan dalam keadaan creative discomfort. Dengan bergabungnya lebih banyak tenaga ahli yang tepat maka akan semakin banyak masukan yang tidak hanya dapat membantu untuk mengerjakan pekerjaan dengan lebih baik, tetapi juga menempatkan orang yang tepat di posisi terbaik.
3. Berikan kepercayaan
Meningkatkan keterlibatan karyawan dengan menciptakan rasa percaya. Untuk memungkinkan karyawan dalam mengambil risiko yang lebih besar dan dapat bekerja secara kreatif, Anda harus memberikan mereka ruang untuk mengerjakannya, namun tetap meminta orang tersebut untuk memberikan pelaporan secara berkala.
4. Lakukan review dan evaluasi secara berkala.
Lakukan lah review untuk setiap penugasan yang diberikan sambil terus menciptakan kondisi creative discomfort yang dipantau secara berkala sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran atau ketakutan dari para pekerjanya karena tidak dapat menyelesaikannya. Lakukan lah evaluasi secara berkala dan diskusikan lah apa yang telah berhasil dan apa yang belum.
Tujuan akhir dari strategi ini adalah untuk terus memancing terciptanya kreativitas dari tim tersebut dan seluruh anggotanya. Pada akhirnya, Anda harus mengidentifikasi jumlah creative discomfort yang sesuai untuk Anda dan tim anda. Ini mungkin memerlukan beberapa trial and error, tetapi hasil akhirnya dapat membuat tim anda yang lebih produktif dan keseluruhan tempat kerja yang lebih baik.