RYAN GIGGS SETIA BERKARIER DENGAN MANCHESTER UNITED

Komitmen semakin berharga ketika sulit didapat. Dalam dunia kerja, jenis pekerjaan yang memang memberikan bayaran tinggi dan tawaran untuk berpindah yang dinamis membuat komitmen seseorang terhadap perkerjaannya sangat dicari dan dihargai. Nah, kita bisa belajar mengenai komitmen dari kisah perjalanan karier Ryan Giggs berikut ini..

Awal Mula Berkarir Ryan Giggs adalah pemain sepak bola asal Wales, Inggris. Sepanjang sejarah sepak bola Inggris, nama Ryan Giggs dikenal sebagai salah satu pemain sayap terbaik. Namun, namanya dikenang oleh banyak orang bukan hanya karena ia adalah pemain sayap terbaik saja, tetapi karena komitmennya pada Manchester United. Ya, dunia sepak bola yang kerap membuat tingkat ‘turn over karyawan’ tinggi, tidak berhasil menggodanya untuk pindah dari klub pertama dan terakhirnya. Giggs sendiri mulai bergabung dengan Manchester United sejak 9 Juli 1990. Debutnya di lapangan baru terjadi pada 2 Maret 1991. Kala itu, Giggs turut memperkuat timnya melawan Everton. Awal liga pertamanya di tahun 1990/1991 juga jadi tahun bersejarah baginya karena itulah kali pertama ia mencetak gol pertamanya. Komitmen dan Capaian Sejak pertama kali debut hingga masa pensiunnya sebagai pemain bola profesional, Giggs telah turun ke lapangan sebanyak 963 kali dan mencetak gol sebanyak 168 kali. 

Ia mengangkat trofi seniornya pada November 1991 setelah berhasil mengalahkan Red Star Belgrade di Piala Super Eropa. Tahun berikutnya, rekan-rekannya memilih Giggs sebagai Pemain Muda Terbaik Tahun Ini. Pada 1993, Giggs kembali membuat sejarah manis bersama MU dengan memenangkan Liga Premier. Peran Giggs tidak bisa dimungkiri dalam memberikan Double-Winning atas Piala Eropa dan trofi Liga Premier pada musim 1998/1999. Sejak saat itu, kontribusinya selalu turut serta membawakan trofi dan kemenangan untuk MU. Secara pribadi, Giggs juga terus berkembang dan mengantongi berbagai capaian tersendiria. Ia menjadi pemenang gelar liga kesembilan kalinya pada 2007. Capaian ini membuatnya mengalahkan rekor delapan medali kejuaraan yang sebelumnya dipegang oleh Phil Neal dan Alan Hansen, legenda Liverpool. Akhir 2007, Giggs dianugerahi OBE untuk layanannya dalam dunia sepak bola. Dua tahun kemudian, ia menerima penghargaan PFA Player of the Year, 18 tahun sejak ia pertama kali menerima penghargaan Pemain Muda Terbaik Tahun Ini.

Karier Giggs, seperti pemain sepak bola lainnya, juga menghadapi tantangan dan diwarnai cedera. Ia pernah mengalami fraktur lengan kanan dan harus beristirahat lima minggu lamanya. Namun, kesabaran dan komitmennya tak pernah surut hingga akhirnya kemenangan gelar 2010/2011 yang diperoleh MU bersamanya menjadi kemenangan ke-12 Giggs. Capaian yang sangat besar dibandingkan dengan klub sepak bola lainnya. Terus Berkembang Bersama Manchester United Giggs memulai pengalaman baru saat memasuki musim 2013/2014. Setelah Sir Alex Ferguson menyatakan diri pensiun dan menunjuk David Moyes, Giggs bergabung dengan staf pelatih yang baru sambil tetap bermain. Ketika Moyes meninggalkan jabatannya menjelang akhir musim, Giggs diminta mengambil alih dan membimbing timnya menghadapi beberapa sisa pertandingan sebagai manajer sementara. Kiprah Giggs dalam dunia sepak bola tidak hanya mengesankan para fans dan rekannya di MU. Pemain sepak bola lainnya dari tim yang berbeda tak bisa tidak ikut angkat topi atas performa Giggs. Ia pun dianugerahi Lifetime Achievement Award dan menerima banyak tribute dari bintang sepak bola lainnya, mulai dari Pele, Alessandro Del Piero, hingga Cristiano Ronaldo. Mei 2014, Giggs tampil terakhir kalinya di lapangan sebagai pemain bola profesional. Perannya kala itu tak hanya sebagai pemain pengganti, tetapi juga mengelola tim utama untuk sementara waktu. Ini membuktikan bahwa segala pengetahuan dan pengalaman yang telah ia kumpulkan lebih dari dua dekade bersama MU tak akan ikut pensiun dan teronggok percuma. Sebaliknya, Giggs justru mengadaptasi dan mengembangkan seluruh talentanya untuk terus berkembang bersama satu-satunya timnya. Sinergi antara Pelatih dan Pemain Tentu saja, semua kesuksesan yang berhasil ditorehkan Giggs tidak bisa dilepaskan dari peran besar Sir Alex Ferguson sebagai mentor. Ferguson memiliki filosofi sederhana, tetapi sangat penting, yaitu “to get to know the younger players and those around them.” Giggs pertama kali berbicara dengan Ferguson saat ia baru berusia 13 tahun. Fakta ini memperlihatkan kejelian dan sikap rendah hatinya. Ia bisa merasakan potensi Giggs dan ia bersedia turun langsung untuk mengenal dan mengajak Giggs bergabung dengan timnya. Apa yang dapat dipelajari dari kisah Giggs bukan hanya tentang komitmen dalam pekerjaan yang akan membayar kembali usaha mereka yang berkomitmen, tetapi juga mengenai pemimpin yang peka dan balas mengapresiasi. Jika karyawan potensial jatuh di bawah pimpinan manajer atau perusahaan yang tidak jeli melihat dan mengakomodasi potensinya, tak menghargai apa yang ia berikan, sulit untuk mendapatkan komitmen, apalagi mengubah komitmen menjadi keuntungan bagi kedua belah pihak, karyawan dan perusahaan.