Semut (Renungan 2 - Relationship - TWAM)

Pernah mencoba menghalangi jalan seekor semut? Apa yang terjadi? Si semut pasti berusaha untuk mencari jalan lain. Kita halangi lagi jalan lain yang akan di tempuh dan dia tetap mencari jalan lain untuk melanjutkan perjalanannya, bahkan dia akan mendaki, meskipun resikonya kehilangan nyawanya. Hikmah yang bisa kita ambil dari hal tersebut adalah bahwa seekor semut tidak pernah menyerah terhadap halangan apapun yang menghambat atau menghalangi tujuannya.

Kalau mau belajar kerja sama, kita harus belajar kepada semut. Jika seekor semut menemukan makanan yang cukup besar, maka ia akan mengundang rekan-rekannya untuk bersama-sama menggotong makanan tersebut ke gudang mereka. Mereka akan mengerubuti makanan tersebut dari semua arah dan berusaha membawanya bersama-sama. Jika makanan itu terlalu besar dan berat untuk digotong bersama-sama, maka mereka akan merobek makanan tersebut menjadi kecil-kecil dan membawa potongan yang kecil-kecil itu ke gudang sarang mereka. Tidak ada yang menyombongkan diri karena sudah menemukan makanan tersebut. Tidak ada juga yang membanggakan diri karena bisa membawa potongan yang lebih besar. Bahkan jika diperjalanan ada celah besar dan dalam yang menghalani jalannya, ternyata yang terjadi adalah ada sebagian semut mengorbankan diri mereka dengan cara merekatkan diri menjadi jembatan hidup guna kelancaran perkerjaan rekan-rekan semut yang lain. Tujuan mereka hanya satu, kerjasama menyelesaikan pekerjaan besar tersebut.

Pada saat musim kemarau, mereka kumpulkan persediaan logistik dalam gudang yang dibangun di dalam sarang mereka yang jumlahnya cukup untuk ribuan semut anggota keluarga mereka. Hal tersebut sebagai bekal mengantisipasi saat musim hujan yang menyebabkan semut sulit mencari makanan di luar sarang. Saat musim hujan, koloni semut juga masih tetap mencari makanan meskipun berjuang lebih keras melawan hujan. Di dalam dunia semut terjadi pembagian tugas yang jelas dan tegas, siapa mengerjakan apa dan bertanggung jawab terhadap apa. Ratu 

bertugas bertelur, ada semut-semut yang bertugas merawat telur-telur, pejantan bertugas membuahi si Ratu dan setelah menyelesaikan tugasnya, biasanya langsung mati. Semut pekerja bertugas mencari makanan untuk kebutuhan semua, ada juga semut yang menerima persediaan makanan yang dibawa oleh para semut pekerja tadi dan menyimpannya di semacam gudang penyimpanan, kayaknya merekalah yang bertugas menjaga persediaan makanan. Semut tersebut mengerjakan apa yang menjadi tugasnya, tidak ada yang merasa lelah, jenuh, apalagi protes.

Seekor semut saja tidak pernah berhenti, putus asa, frustasi, takut untuk selalu mencoba dan berusaha untuk tetap sampai pada tujuannya. Sementara kita manusia, yang dikatakan mahluk terbaik dilengkapi akal pikiran malah suka sebaliknya, bahkan masih banyak yang bunuh diri karena frustasi. Kita harus lebih baik dari semut mahluk kecil tapi produktif. Jangan pernah frustasi lagi, tetap teruslah berusaha dengan berbagai cara dan metode yang terbaik. Pasti dan Pasti kita akan sampai pada tujuan kita yaitu kesuksesan.

“Satu langkah oleh seratus orang jauh lebih baik daripada seratus langkah oleh satu orang – Koichi Tsukamoto”