Bekerja dengan keras dan pintar

Oleh: Pak IriawanHartana

“Kepuasan terbesar dalam hidup ini adalah bisa melakukan apa yang dikatakan orang lain yang tidak dapat kamu lakukan”(Anonym)


Seorang pemenang adalah seseorang yang memiliki sikap mental sebagai pemenang. Sikap mental inilah yang menyebabkan mereka meraih kemenangan sementara yang lain meraih kegagalan dan menjadi pecundang. Untuk meraih kemenangan bukan hal yang mudah. Dibutuhkan kerja keras dan orang-orang yang kuat dalam menghadapi tantangan dan ujian yang menghadang di depan. Oleh karena itu mereka yang menang adalah yang memilki mental sebagai pemenang.












Banyak orang sukses dan pakar-pakar kesuksesan mengatakan bahwa sikap mental menentukan 80-90% keberhasilan seseorang. Hasil Riset DR Albert Widgam terhadap 4.000 orang yang dipecat dari pekerjaannya bukan karena tidak memiliki skill dan ilmu, tapi karena sikap mental yang buruk. 3.600 atau 90% dipecat karena kepribadian yang jelek dan 400 orang atau 10% dipecat karena kemampuan teknis yang kurang. Dale Carnegie Institut juga melakukan penelitian pada 10.000 orang sukses di seluruh dunia. Mereka menyimpulkan 85 % mereka sukses karena sikap mental dan kepribadian positif. 15% sukses karena kemampuan teknis. Mereka yang gagal atau di pecata dalah orang yang pesimis, sulit berubah, tidak disiplin, sering konflik dengan rekan kerjanya dan memiliki sikap mental negative lainnya.

Setiap orang dapat mempengaruhi orang lain yang ditemui, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini terjadi secara alamiah dalam pikiran bawah sadar, dan terpancar melalui pikiran dan perasaan, serta bahasa tubuh. Orang-orang di sekeliling Anda dapat merasakan aura positif dan negatif yang mempengaruhi pikiran Anda, dan menularkan aura tersebut, demikian juga sebaliknya. Sehingga wajar jika seseorang ingin berada di sekitar orang-orang yang positif dan menghindari orang-orang yang negatif.

Dan orang lebih tergerak untuk membantu orang lain jika ia bersikap positif, dan mereka tidak menyukai dan menghindari siapapun yang bersikap negatif. Perbedaan orang sukses dan tidak atau belum sukses (“GAGAL”) hanya terletak pada cara pandang dan pola piker terhadap lingkungan sekitar, baik dalam urusan keluarga atau pekerjaan atau urusan pribadi. Kita sering mendengar orang berkata: “Berpikirlah positif!”, yang ditujukan bagi orang-orang yang merasa kecewa dan khawatir. Berpikir positif merupakan sikap mental yang melibatkan proses memasukan pikiran-pikiran, kata-kata, dan gambaran-gambaran yang konstruktif (membangun) bagi perkembangan pikiran. Pikiran positif menghadirkan kebahagiaan, sukacita, kesehatan, serta kesuksesan dalam setiap situasi dan tindakan Anda. Apapun yang pikiran Anda harapkan, pikiran positifakan membantu Anda mewujudkannya. Jadi berpikir positif juga merupakan sikap mental yang mengharapkan hasil yang baik serta menguntungkan. Sejarah orang-orang sukses mencatat bahwa“kesuksesan” yang mereka capai di dapatkan melalui berusaha dan tetap berusaha dengan sikap mental positif.

Pada suatu proses rekrut dan seleksi karyawan, ada calon yang melamar kerja, namun kepercayaan dirinya rendah, dan ia menganggap dirinya gagal dan tidak layak memperoleh kesuksesan, ia merasa yakin bahwa ia tidak akan memperoleh pekerjaan tersebut. Ia memiliki pikiran negative terhadap dirinya sendiri, dan percaya bahwa calon pegawai yang lain lebih baik dan lebih memenuhi syarat dibandingkan dirinya.

Ia memperoleh sikap ini karena pengalaman buruk sebelumnya. Pikirannya dipenuhi dengan pikiran-pikiran negative dan rasa takut atas pekerjaan tersebut selama satu minggu penuh sebelum ia akan diwawancarai. Ia yakin ia akan ditolak. Pada hari wawancara ia bangun terlambat, rasa takutnya menjadi kenyataan. Ia mendapati kemeja yang akan ia kenakan kotor, dan kemejanya yang lain harus disetrika. Dan karena ia sudah terlambat, ia memutuskan untuk mengenakan kemeja yang kusut. Selama wawancara, ia merasa tegang, menunjukkan sikap negatif, khawatir mengenai kemejanya, dan merasa lapar karena ia tidak memiliki cukup waktu untuk sarapan. Semua hal ini menyebabkan pikirannya teralihkan dan sulit baginya untuk focus pada wawancara. Sikapnya secara keseluruhan menimbulkan kesan yang buruk, dan sebagai akibatnya rasa takutnya menjadi kenyataan dan tidak memperoleh pekerjaan tersebut.

Calon lainnya mengajukan lamaran atas pekerjaan yang sama, namun ia menyikapinya secara berbeda. Ia merasa yakin bahwa ia akan memperoleh pekerjaan tersebut. Satu minggu sebelum wawancara, ia sering memvisualisasikan dirinya memperoleh pekerjaan tersebut. Malam hari sebelum wawancara, ia menyiapkan pakaian yang akan Ia kenakan dan tidur lebih awal dari biasanya. Pada hari wawancara, ia bangun lebih awal dari biasanya, sehingga ia memiliki cukup waktu untuk sarapan, lalu tiba di tempat wawancara sebelum jadwal. Ia memperoleh pekerjaan tersebut karena ia berpikir positif terhadap hal-hal yang ia lakukan. Tentunya ia juga memenuhi persyaratan untuk memperoleh pekerjaan tersebut.

Dari dua situasi cerita di atas kita dapat pelajari bahwa sikap yang positif akan menghasilkan perasaan-perasaan yang positif, gambaran-gambaran yang konstruktif, dan akan membawa kita melihat dalam mata pikiran kita apa yang kita inginkan. Hal ini akan memberikan pencerahan, lebih banyak kekuatan, dan kebahagiaan. Diri anda juga akan memancarkan kebaikan, kebahagiaan, dan kesuksesan. Bahkan pikiran positif juga akan memberikan beragam manfaat bagi kesehatan anda. Kita berjalan tegak dan suara kita lebih berwibawa. Bahasa tubuh kita menunjukkan perasaan kita.

Satu contoh sikap mental pemenang:

“keberanian untuk mencoba dan berani untuk menghadapi kegagalan”. Bagi seorang pemenang kegagalan itu biasa. Tapi mereka tetap belajar dari kegagalan. Karena kegagalan dapat mendewasakan kita dan mendidik kita. Kegagalan juga guru terbaik untuk menunjukkan dimana letak kekurangan kita. Kegagalan membuat mental kita harus lebih kuat dari sebelumnya, karena pastilah setiap kegagalan menyebabkan terpukulnya jiwa kita. Sehingga untuk mengatasinya diperlukan jiwa yang kuat dan tahan banting. Sejarah para pemenang diseluruh dunia, adalah sejarah kegagalan yang mereka lalui dengan tetap menjaga optimisme sehingga akhirnya kegagalan itu gagal dalam menggagalkan mereka. Sedangkan orang yang kalah atau para pecundang memiliki sikap mental yang berlawanan dengan para pemenang. Mereka cenderung putus asa, lemah semangat, tidak optimis, dan mudah menyerah.